Percayalah kamu tidak sendiri di dunia ini. Aku, dia, mereka, kita
pasti atau bahkan pernah mengalami apa yang kamu rasakan saat ini. Kamu hendak
menangis, marah, berteriak bahkan kamu ingin menyerah. Sama pun sama aku juga.
Seolah dunia begitu mendung di mataku kala itu. Aku dan semua amarah dan piluku hanya mampu
kusimpan rapat-rapat hingga rasanya aku hendak meledak. Tak banyak orang yang
tahu bagaimana rasaku saat itu, bahkan rasanya aku ingin membenturkan kepalaku
pada dinding kamarku.
Lalu? Tidak, ternyata sisi warasku masih bekerja dengan
baik. bahkan dinding kamarku enggan bersentuhan dengan kepalaku yang
bermasalah. Ya, dalam banyak hal memang terkadang sampai nekat dan gila tanpa
kita melihat bagaimana akal sehat harus bekerja.
Sedikit-demi sedikit waktu membuatu mulai berubah. Menjadi
pendiam, dan pemurung entah itu sadar atau tidak sadar. Namun rasanya aku
memang butuh seperti itu. Hingga akhirnya orang lain menganggap aneh tanpa
bertanya kenapa?. Ya memang seperti itu manusia, menduga itu lebih utama
daripada bertanya. Namun dari jutaan manusia, Tuhan masih begitu baik
mengirimkan satu dua orang manusia baik yang masih menerimaku disaat yang lain
mungkin menilaiku gila bahkan tidak waras.
Sekali lagi kamu tidak sendiri. Setiap orang terlahir dengan
berbagai sisi keadaan dan kadar cobaan yang berbeda-beda. Tak mudah memang
menata hati atau bahkan sekedar basa-basi untuk haha hihi sana sini. Duka dan
pilumu bukanlah akhir dari hidupmu. Bahagiamu mungkin sedang kuncup, tapi
perlahan dia akan mekar. ~
Komentar
Posting Komentar