“Kapan
lulus? Kapan wisuda? Kapan kerja? Kapan nikah? Kok nganggur? Kok begini
begitu..?”
Mungkin
itu pertanyaan yang terdengar standar dan sangatlah familiar untuk ditanyakan
ke banyak orang terutama anak muda yang saat ini sedang mengalami fase-fase
harus bekerja dan menata mas depan. Pertanyaan- pertanyaan yang cukup simple
dan mudah dijawab sebenarnya. Tapi nggak sedikit yang akhirnya merasa insecure karna sering ditanya pertanyaan
yang sama.
Kok bisa stress, galau, insecure?
Bisa aja dong. Bayangin, jika setiap ketemu orang ditanya satu pertanyaan,
sedangkan dalam sehari katakanlah bertemu 10 orang, tepat 10 pertanyaan yang
harus dia jawab dengan topic atau pertanyaan yang sama. Bagi sebagian orang
dengan mental baja menjadikan hal itu motivasi. Tapi nggak semua orang punya
mental yang sama. Bagi orang dengan mental biasa, ataupun dia yang sedang punya
masalah, pertanyaan macam itu justru menjadi sebuah tekanan tersendiri, itulah
kenapa muncul insecure, stress hingga
akhirnya dia stop/stuck pada masalah itu.
Well
nggak salah sih nanya “kapan ini, itu dll”, tapi harus tau situasi dan kondisi
ketika bertanya hal itu. Sebenernya apa
sih motivasi nanya? Kepo? Iseng? Bercanda? Peduli? Kalo emang mau bantuin
sih ngga masalah, tapi kalo niatnya jail menjurus pada mengejek, lebih baik
simpan rapi pertanyaan itu. Nggak jarang lho hanya karna sebuah pertanyaan yang
tidak penting, justru temanmu memilih menjauh. Salah siapa coba?
Sebenernya
tanpa ditanya ini itu, individu juga sudah tau kemana dia harus melangkah.
Tanpa ditanya “kok nggak kerja?”, dia pasti bakalan kerja. Tanpa ditanya “kapan
nikah?”, dia pasti nikah kalo emang udah waktunya. Daripada banyak nanya,
mendingan beri dia semangat dan dorongan, seenggaknya dia tau kalo masih banyak
orang yang peduli di bumi ini.
Komentar
Posting Komentar